Langsung ke konten utama

Universitas Syiah Kuala Menambah Jumlah PTN Berakreditasi A di Sumatera

Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala kini resmi menyandang akreditasi terbaik yaitu akreditasi A. SK pun telah resmi diterima Universitas Syiah Kuala dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Kamis, 6 Agustus 2015.

Pengendara melewati poster ucapan selamat kepada Unsyiah yang telah terakreditasi A di depan Fakultas Ekonomi



 Dalam surat keputusan tersebut ditulis bahwa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh terakreditasi dengan nilai 362 peringkat A (sangat baik). Nilai akreditasi yang akan berlaku untuk lima tahun ke depan ini ditetapkan sejak tanggal 10 Juli 2015.

Kepala Humas Unsyiah, Dr Ilham Maulana  mengatakan, dalam surat keputusan itu ditulis bahwa Unsyiah terakreditasi dengan nilai 362 yang berarti mendapat peringkat A (sangat baik). “Nilai akreditasi yang akan berlaku untuk lima tahun ke depan sejak ditetapkan tanggal 10 Juli 2015,” ujar Ilham.

Selain Unsyiah Universitas lain di Sumatera yang mendapat akreditas A adalah Universitas Andalas Sumatera Barat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Labi - labi, Transportasi Unik yang Adanya Hanya di Aceh

Banda aceh - Mendengar namanya mungkin anda akan berfikir bahwa labi - labi ini adalah hewan yang bergerak lambat yang masih satu keluarga dengan si cangkang keras kura-kura. Bukan, tapi Labi - labi yang dimaksud adalah kendaraan umum unik modifan pick up khas di Serambi Mekkah (Aceh). ` Kendaraan unik labi - labi ini hanya ada di Aceh.  Labi-labi ini awalnya mulai dikenal dan beroperasi sekitar awal tahun 1980-an, saat itu menggunakan mobil kecil dengan mesin 500 cc berkapasitas penumpang sebanyak 11 orang. Namun di pertengahan tahun 1980-an angkutan labi-labi ini mulai trend menggunakan mobil jenis Hijet-55 dengan kapasitas mesin 550 cc dengan bentuk serta kapasitas angkut penumpang lebih besar, yaitu sebanyak 14 orang. Pada era berikutnya, angkutan Labi-labi mulai menggunakan mobil Hijet 1000 dengan mesin 1000 cc yang bisa menampung penumpang sebanyak 16 orang. Supir dan penumpang pada kendaraan ini dibatasi oleh kaca mobil belakang supir, apabila penumpang hend

Andaliman, Bumbu khas dari tanak batak

Sipirok, -  Andaliman merupakan bumbu masak khas Asia yang berasal dari kulit luar buah beberapa jenis tumbuhan anggota marga Zanthoxylum (suku jeruk-jerukan, Rutaceae). Bumbu masak ini dikenal sebagai "merica batak", dimana masakan khas batak seperti arsik memerlukan andaliman sebagai bumbu yang tidak dapat digantikan. Andaliman memiliki aroma jeruk yang lembut namun menggigit sehingga menimbulkan rasa yang kelu atau mati rasa di lidah, namun tidak sepedas cabe dan lada. Mencampurkan andaliman sebagai bumbu masak dapat meningkatkan selera makan. Dalam masakan batak, agar dapat dimasak maka andaliman harus dihaluskan lalu dijadikan bumbu berbagai jenis masakan seperti arsik ikan mas, sambal tuk-tuk. Arsik ikan mas yang dicampur dengan bumbu andaliman Andaliman juga mengandung vitamin C dan E yang dapat menjadi antioksidan bagi tubuh.  Bahkan bila diekstraksi secara, andaliman dapat meningkatkan jumlah sel limfosit hidup dan menurunkan jumlah radikal bebas. Dibal

Peristiwa Tewasnya Jendral Spoor di Sipirok

Sipirok - Simon Spoor (1902 - 25 Mei 1949) merupakan seorang jenderal Belanda yang terkenal perannya ketika Belanda berusaha merebut kembali Indonesia, dan ia memimpin langsung 2 aksi polisionil Belanda tersebut yaitu Agresi Militer Belanda I dan II. Jendral Spoor Di tengah-tengah timbul tenggelamnya kasus "rekening gendut" jenderal pada masa itu, di Sipirok Jenderal Perang Belanda Simon H Spoor tewas ditembak pejuang kita di tahun 1949. Luar biasa gerilyawan kita mampu membunuh seorang jenderal dengan persenjataan seadanya. Itu peristiwa bersejarah 23 Mei 1949, suatu prestasi luar biasa pejuang kita di era itu. Peristiwa ini dijadikan sejumlah tokoh daerah untuk mengembalikan harkat dan martabat atas pengorbanan para pejuang bagi negeri ini. Pada tanggal 23 Mei 1949, para petinggi militer Belanda di Batavia akan datang ke Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) untuk mengapresiasi keberhasilan pasukan Belanda selama dua fase agresi di daerah ini. Kar